Your Ad Here

Sunday, January 1, 2012

Srikandi Kecil | Kotradiksi Kehidupan di Masyarakat

Sehari ini di kotaku Tulungagung, sejak pagi duguyur hujan yang tiada henti. Menurut kata orang tua… kalau Tahun Baru hujan…maka rejeki kita di tahun ini akan seperti hujan, turun tiada henti..Amien..
Karena suasana hujan, saya memilih duduk santai bersama keluarga nonton TV. Kebetulan saat itu chanel yang terpilih adalah Trans7 acara “orang pinggiran” (lokasi acara di Jawa Barat).

Kisahnya dimulai di sebuah kelas suatu sekolah yang sudah berakhir jam sekolahnya. Didalam ruangan tinggal Bapak Guru dengan anak laki-laki (sebut saja Muklis - sekitar kelas 2 SD), yang ternyata anak ini tidak bisa jalan karena sakit yang dideritanya. Datang seorang anak perempuan (sebut saja Siti) yang bilang pada pak Guru bahwa Mukis akan pulang bersama dia.



Dengan tertatih Siti memanggul Muklis pulang ke rumah mereka (ternayata mereka satu rumah – Muklis adalah paman Siti, meskipun usia Siti lebih tua disbanding Muklis). Jauh perjalanan yang harus ditempuh Siti dan Muklis dari Sekolah untuk sampai ke rumah mereka. Sungguh mengagumkan, seorang anak wanita kecil, memanggul anak laki-laki berjalan cukup jauh. Ditengah jalan mereka sempat berhenti untuk sekedar membeli minuman karena haus.

Setelah membawa masuk Muklis ke dalam rumah, Siti tidak berhenti sampai disitu. Dia harus berangkat lagi bekerja, mencari buah-buahan untuk dijual, sekedar bisa membantu ke dua orang tuanya yang hanya bekerja sebagai buruh penumbuk padi dengan upah tidak lebih dari 25 ribu/hari.

Kondisi ini juga yang menyebabkan orang tua Siti tidak mampu membawa Muklis berobat ke Dokter untuk kesembuhan kakinya.

Cita-cita Srikandi kecil ini cukup mulia, dia ingin melihat pamannya yang cukup pintar di sekolah bisa berhasil menyelesaikan sekolahnya, dan dia sendiri bisa berhasil untuk membantu khidupan kedua orang tuanya yang memang dirasakan cukup berat untuk menjalani hidup sehari-hari.

Ya….TUHAN, sungguh tidak adil kehidupan di Dunia ini. Apakah ini memang kehendakMU? Ditengah maraknya berita orang-orang yang menghamburkan uang rakyat ratusan hingga milyaran rupiah, diantara gempitanya pembagian hadiah Cuma-Cuma ratusan hingga milyar rupiah kepada orang-orang yang hidupnya sudah sangat berlebihan….masih ada sebagian masyarakat kami yang menjalani kehidupan dengan derita dan perjuangan…sekedar untuk bertahan hidup. Ditengah tayangan rumah-rumah mewah, gedung-gedung pencakar langit, masih banyak bangsaku yang terpaksa tinggal di tempat yang tidak layak lagi disebut sebagai rumah. Mungkin TUHAN punya maksud lain untuk mereka, sebuah kebahagian hakiki dibalik penderitaan yang mereka alami saat ini ….. semoga!!

No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.